Kisah Harimau dan Burung Pelatuk | Cerita pengantar tidur untuk Anak | Dongeng

Pada suatu ketika, jauh di dalam hutan lebat, hiduplah seekor harimau perkasa bernama Tigo. Dia menjelajahi hutan dengan rahmat dan kekuatan, tapi suatu hari, kemalangan menimpa. Saat berburu, Tigo mengunyah tulang yang dengan keras kepala tersangkut di antara giginya, menyebabkan dia sangat menderita.

Meski sudah berusaha sekuat tenaga, Tigo tidak bisa melepaskan tulangnya. Dia berkeliaran dalam kesusahan, kesakitan di bawah naungan pohon yang menjulang tinggi. Di sanalah seekor burung pelatuk bijak bernama Piko memperhatikan keadaan buruk harimau tersebut.


Piko, dengan matanya yang tajam dan paruhnya yang tajam, mendekati Tigo dan bertanya dengan lembut, "Apa yang menyusahkanmu, sahabat Harimau?"


Tigo, suaranya tegang karena tidak nyaman, menjelaskan kesusahannya. Mendengar hal itu, Piko menawarkan bantuannya. “Aku bisa membantumu menghilangkan tulangnya,” katanya, “tetapi sebagai imbalannya, aku meminta sedikit makananmu ketika berburu.”



Merasa senang, Tigo menyetujuinya tanpa ragu-ragu. Dengan ketelitian yang cermat, Piko mematuk tulang tersebut hingga akhirnya terlepas dari rahang Tigo, dan Tigo merasa sangat nyaman dan lega karena akhirnya terlepas dari kesakitan.


Beberapa hari kemudian Tigo melanjutkan perjalanannya melewati hutan untuk berburu. Pada saat Tigo menikmati buruannya, Piko lewat, mengingatkan Tigo akan persetujuan mereka.



Namun alih-alih berterima kasih, Tigo malah membalasnya dengan arogan, “Kamu harusnya bersyukur aku tidak melahapmu saat kamu masuk ke mulutku, karena kasihan” geramnya.

Tersakiti oleh rasa tidak berterima kasih sang harimau, bulu Piko berdiri karena berang dan dipenuhi amarah. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia melesat ke arah Tigo dan, dengan cepat, menyerang mata harimau itu.



Tigo tersentak kesakitan, kaget dengan pembalasan burung pelatuk. "Beraninya kamu!" dia berteriak.



Piko, tidak terpengaruh, berdiri di atas Tigo, tatapannya tak tergoyahkan. "Anggaplah dirimu beruntung," katanya tegas, "sebab sebenarnya aku bisa menyerang matamu yang satu lagi, tapi tidak jadi karena aku kasihan padamu !" balas Piko



Dengan itu, Piko terbang ke dalam hutan, meninggalkan Tigo merenungkan tindakannya di tengah rasa sakit yang berdenyut di matanya. Dan sejak hari itu, Tigo belajar nilai sebenarnya dari rasa syukur dan kebaikan, yang diajarkan kepadanya oleh seekor burung pelatuk yang rendah hati dan berhati emas.


Pesan Moral :

Ceritanya sangat kaya dari segi moral. Salah satu yang paling terkenal adalah – 'Kamu mendapatkan apa yang Kamu berikan', atau 'Apa yang Kamu tabur, itulah yang akan Kamu tuai'.

Kisah ini sangat relevan dalam kaitannya dengan hubungan antarmanusia. Jika kamu memperlakukan orang lain dengan baik, mereka akan memperlakukanmu  dengan cara yang sama. Harimau gagal membalas kebaikan burung pelatuk; sebaliknya, dia tidak baik, sombong, dan kejam terhadapnya. Oleh karena itu, burung pelatuk memberinya pelajaran yang baik dengan memberikan kembali apa yang pantas diterimanya.




Rate this article

Getting Info...

Post a Comment

Copyright ©Celitama.com - All rights reserved.

Redesign by bloggun.xyz
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
More Details